Minggu, 28 Februari 2021

[Antologi Puisi Akrostik] Puisi


Puisi

Karya: Ahlul Aqdi


Puisi itu bernyanyi

Untaian kata yang memintal nada menjadi nadi

Irama luka di tengah liku yang basi

Suara air yang mengalir di antara bebatuan sunyi

Itulah puisi yang tumbuh di antara sela-sela jari kaki


Banda Aceh, 25 Februari 2021


Puisi

Oleh: Ade Rifani



 Pena terayun manja di atas hamparan putih bertabur tinta

Untaian doa tersembunyi di balik barisan kata

Intuisi mengajakku bercerita manja

Selaksa kisah di balik peliknya peristiwa

Insan yang mengeja bait-bait aksara


Ruang Baca, 25 Februari 2021


Puisi

Oleh: Lia Nisrina 


Pintalan sastra yang berbait nada

Untuk mengungkap cita menempuh kata

Ikatan rima, hingga tercipta karyaS

Sebuah penjelmaan yang tak bersuara

Istimewa wujudnya tuk menghiasi dunia aksara


Aceh, 25 Februari 2021

[Antologi Puisi] Buku

pexels.com/@alinevianafoto



Ruang Rasa dalam Lautan Aksara

Oleh Noviyanti Hambali, dkk. 


Sunyinya malam heningkan hati

Dersik angin hanyutkan angan diri

Pucuk-pucuk cemara tersimpan rapi

Suasana kala itu ingin kutumpah dan urai


Teman terbaik kala gundah menyapa

Ruang bercerita dari segala tanya

Tempat memupuk segala asa

Agar tercipta banyak cita


Peranmu kini belum terganti dalam duniaku

Jendela ternyaman sejak dulu

Lembaranmu menjawab lembut rasa ingin tahuku

Membelaiku dengan banyak sekali ilmu baru


Kau selalu menerima coretan hatiku

Termaktub dalam dirimu ribuan goresan

Melukis sebuah tawa juga candu

Di antara aliran air mata kesedihan


Lembar demi lembar temani hari

Mengisi kekosongan hingga menjelma pelipur lara

Untaian ditulis menjadi penguat hari untuk hati yang rapuh

Kata yang terangkai menjadi jendela baru dalam hidup


Engkaulah teman sejatiku

Denganku, kau senantiasa berbagi ilmu 

Menuntunku menuju dunia baru

Hingga hari-hariku tak pernah merasa jemu


Ruang Rasa, 23 Februari 2021



Khazanah Ilmu

Oleh Kelompok A

Anggota

1. Diana Rahmawati

2. Qonitia Lutfiah

3. Dewi Sintawati⁩


Buku, kau pelita dalam kegelapan

Segudang ilmu kudapat darimu

Tanpamu pengetahuanku kelabu

Kau sumber ilmu dari segala sumber


Membuka jendela cakrawala duniaku

Melalui rangkaian kata yang tersusun di dalamnya

Dapat memperindah dan memperbanyak khazanah ilmu 

Mengembangkan kemampuan baru untuk meraih cita-cita


Darimu pandanganku lebih terbuka

Denganmu hariku lebih bermakna

Engkau memberi kami pengetahuan baru

Bagai hujan di padang rumput hijau


Lembar baru, pandangan baru

Tipis tebalmu adalah kesukaanku

Malam tidak lelah mengembara

Mengembara di tengah megahnya aksara


Tanpamu semesta akan kehilangan cahayanya

Engkau akan terus menjadi petunjuk generasi selanjutnya

Saksi bisu atas segala kisah sebelumnya

Berkatmu aku dapat meraup pengetahuan dari penjuru dunia


Ruang Rindu, 23 Februari 2021



Deret Abjad

Kelompok D:

- Eka Nuur Setiani

- Herly

- marzuqotun najiyah

- Syifa


Tiap lembarmu mengulik kisah

Berjajar huruf tentang segala kiprah

Dari sisi di mana ragaku mengaku lelah

Nan tertuanglah diksi hingga meluah


Jejeran huruf yang berbaris rapi

Serasa menatap diri dengan penuh pasti

Meski hati ingin memalingkan diri

Tapi raga tak ingin pergi


Rasa tak ingin lenyap

Hingga beraksi agar tak senyap

Berjalan walaupun ada asap

Hingga semua terasa mantap


Mengeja abjad demi abjad

Menyelami kisah pun hikmah

Dengan segenap cinta

Untuk membuka dunia


Penjuru menyebutmu lentera

Akar dari segala ruas aksara

Sumber dari terangnya cahaya

Tak redup wahai sang pelita


Indonesia, 23 Februari 2021

Senin, 15 Februari 2021

[Antologi Quote] Ruam




Ruam

Eka Nuur Setiani


Ruam-ruam berjajar di kala fajar, lekaslah mengudara di ujung senja. 


Lamongan, 11 Februari 2021


Siapa di Sana?

Alif Muhammad Ramadhan


"Kau bilang perpisahan dan akhir adalah arti senja, lantas mengapa aku tak bisa menemukanmu di siang dan malam?"


Sumedang, 11 Februari 2021



Tenggelam dan Pertemuan

Syifa


Seperti senja yang akan tenggelam

Seperti pun pertemuan yang akan menjumpai kelam



[Antologi Puisi] Sendu




Yang Patah


Lembut suaramu meluluhkan hati

Membuat hasratku teramat fanatik

Hingga pada suatu waktu

Kau memecahkan harsaku


Aku sempat menjadikanmu griya

Menempatkanmu pada aksioma

Nyatanya, ada yang telah kulupa

Kau hanyalah rona swastamita


Yang termangu dalam cinta

Kandas karena luka

Perih, jerit tangis tak berdaya

Menahan semua asa-asa yang fana


Kini aku termenung dalam ruang sepi

Menunggu kehadiran suara yang kurindu

Berbicara pada bibir yang rindu berucap

Dan memeluk semua kenyataan yang menjadi harap


Aku diizinkan terluka dan patah

Aku patah dan berdarah-darah

Tugasku hanyalah menjadi sembuh

Berteman waktu berjalan dalam payah



Indonesia, 09 Februari 2021


Narasi Sendu

Oleh: Kelompok A


Payoda mengabu siratkan pilu

Menjelma pada asa yang nyaris sirna

Lukiskan duka belenggu kalbu

Pun waktu tak mampu menghapus lara


Ketika suka kauganti retisalya

Hirapkan harsa pada raga

Teganya kautanggalkan rasa yang kusematkan

Tinggalkan nestapa menjelma rindu tak tertahankan


Atma yang kian rapuh

Sukma pun tak lagi mampu

Hanya berteman air mata

Menatap sayap telah patah


Hingga diri ini tertahan oleh rasa tak karuan

Raga yang kemarin menerima kini jauh dan tanpa sekat kata

Meminta rasa ini untuk lelah sekali saja

Agar kemarin tak terlalu berbekas dihati lainnya


Aku terpaku, tenggelam dalam lautan kesenduan 

Kata-kata indahmu itu telah menyayat hatiku

Menghentikan jantungku

Bahkan bulan dan bintang pun tak sudi melipurku


Langkahku tak tentu arah

Pun buana enggan memberi jawaban 

Duhai Dzat penggenggam setiap hati

Jangan Kaubiarkan lara ini bertahta abadi


_Teluk Rindu, 09 Februari 2021_

Anggota: Khairun Muna

                  Eka Nuur Setiani

                  Johan

                  Syifa

                  Nata


Puing-Puing Lara

Oleh kelompok D:


Daun itu layu

Dahan itu patah

Bunga itu gugur

Angin itu membawa kesejukan yang mematikan


Luka ini perkara

Pun dahaga membunuhku perlahan

Merambat pada hati yang menghangatkan

Sebab kau alasan tiap peristiwa


Untuk kesekian kalinya

Kecewa kembali menghampiri

Menggores luka dengan sengaja

Dan waktu menyembuhkan lagi


Jua, terkurung dalam ruang resah

Tertutup jendela gelap berkisah

Meratapi puing hati tak berdarah

Sungguh, karenamu aku patah


Kini sudah retakan

Sekejap bisa hanyut

Mematahkan naluri jiwa yang membara

Menyusutkan strategi impian


Bumi, 9 Februari 2021

Anggota Kelompok D: 

@monik

@rosmalina

@sitihajar

@Rinam

@herly

Senin, 08 Februari 2021

[Antologi Puisi] Februari


Kemekaran Asa

Oleh Kelompok B


Kotaku masih diselimuti suka duka

Banyaknya harapan baik juga doa-doa

Melati dipekarangan juga mulai mekar bunganya

Menyambut bulan penuh kasih katanya


Rembulan pergi berganti mentari

Langit cerah memberi senyum

Menyilaukan mata dengan manisnya

Membalut hari penuh keramahan


Februari mekar di pekarangan kota

Di antaranya melati-melati juga belati

Februari bertunas merambah seisi kota

Bersamanya doa-doa di depan bara api


Asa tak sekedar asa

Besok lusa harap bercahaya

Mata tak sekedar mata

Kegembiraan pandangan semesta


Ini Februari, yang katanya merah jambu

Kini langit menitipkan salam dan rindu

Lewat doa dan juga harapan

Dan juga banyaknya cerita yang mungkin tinggal kenangan


Cerita yang diharapkan

Cerita yang tak terwujudkan

Pun cerita tak terduga yang menyapa

Itu semua telah ditetapkan yang Maha Kuasa


Ruang sajak, 02 Februari 2021


Apresiasi Untuk Diri

Oleh Kelompok 


Memanjakanmu ialah hal yang ingin kulakukan

Namun semua itu hanya jadi perkataan

Tak ada yang bisa kuperbuatkan

Selain terus menduakanmu demi keinginan


Peluhku bercucuran

Berjuang demi mewujudkan impian

Hinaan kujadikan pacuan

Bahagia menjadi topeng disetiap kehidupan


Tak ada kata cukup

Juang kita baru sebatas kuncup

Biar atma nan dahaga

Gapai mimpi dan bahagia


Rayakan hari kasih sayang untuk masing-masing diri

Berikan apresiasi untuk jiwa mu sendiri

Yang tiada lelah berjuang berdiri

Menahan badai yang datang hilir berganti


Teruntuk bulan ke dua masehi 

Memulai kisah mencoretkan tinta diri sendiri

Menyayangi kalbu dan daksa tanpa mengadili

Dengan membawa cita baik agar tak mempersulit diri lagi


Berterima kasih tanpa henti

Telah menguatkan diri kala sendiri

Menjadi obat dari luka yang Januari beri

Bergegas bangkit kembali


Indonesia, 2 Februari 2021


Doa Awal Februari

Oleh Kelompok C


Air keruh menutup pemukiman

Imbas keserakahan

Tangisan pertanda kehilangan

Sang pelaku juga korban


Mentari kehilangan cahaya

Menggelapkan sisi belahan dunia

Burung berhenti berkicau

Kala awan membahkan airnya


Darah bersimbah ruah

Membekas bagai cat merah yang tumpah

Membentuk suatu noda

Yang susah dilupa


Walau perkara terus datang.

Dan membuat hidup terkatung-katung.

Harapan tak henti kugantung.

Di langit kamar mimpiku membumbung.


Tuhan... 

Aku memohon kepadamu 

Tolong hentikan semua ini 

Biarkan saudara kami menemukan kebahagiaan nya 

Dan memulai hidup baru lagi

Ruang C, 2 Februari 2021


Yang mengerjakan:

1. Alif Muhammad Ramadhan

2. Ikrimah

3. Syifa

4. Nata

[Prosais] Rumah

 




Saksi Bisu

Oleh: Siti Azizah 


Pesona pagi terpancar dalam raga arunika nan tenang. Menjelma pada hangat yang masuki sela bangunan yang berdiri, meski tak menjulang. Dengan setia temani hari-hari kecil kami. Dalam dekap dan kasih dari Bunda tercinta. 


Sang bagaskara perlahan meninggi. Hingga kini, sampai ia pada puncak bumantara nan perkasa. Gedung itu tetap setia mengukir cerita. Tentang kita pada setiap tangis dan tawanya. 


Mentari surut lewat pesona sang swastamita. Sedang rumah itu masih berdiri dengan gagahnya. Menjadi naungan bagi raga yang nyaris tak berdaya. Merekam kisah, dan membisu pada semesta. 


Rumah Sejarah, 4 Februari 2021


Hatimu, Rumah Cintaku

Sarika Sarah


Aku telah menjadikanmu rumah, sebagai tempat untukku singgah. Merebah dari segala resah dan dari lelahnya hati menjelajah. Aku telah memilihmu sebagai tempat untukku berlabuh, sebab di sisimu aku merasa begitu teduh dari berbagai riuh. 


Di hatimu yang kalis telah berhasil memupuk cintaku dengan manis, di sanalah tempat untukku tetap menetap. Tempatnya menyeduh teduh hingga aku terenyuh, afsunnya mampu mendekap nyaman atmaku. 


Tuan si pemilik hati nan teduh, izinkan aku menjadi satu-satunya penguasa di hatimu dengan utuh. Sudah, cukup aku di hatimu saja, jangan ada siapa-siapa. 


Aceh, 4 Februari 2021


Griya

Oleh: Herdianti Wikke Yulian


Griya; tempatku bernaung dalam mengarungi kehidupan. Suka maupun duka, dia tidak akan pernah aku tinggalkan.


Griya; tempatku berpulang setelah berpetualang. Sejauh apapun kaki berjalan, dialah tempat yang selalu aku rindukan.


Griya; tempatku betukar kasih bersama orang-orang tersayang. Merajut bahtera cinta dengan segenap ketulusan. Hingga bahagia berada dalam genggaman.


Tuban, 4 Februari 2021