Senin, 15 Februari 2021

[Antologi Puisi] Sendu




Yang Patah


Lembut suaramu meluluhkan hati

Membuat hasratku teramat fanatik

Hingga pada suatu waktu

Kau memecahkan harsaku


Aku sempat menjadikanmu griya

Menempatkanmu pada aksioma

Nyatanya, ada yang telah kulupa

Kau hanyalah rona swastamita


Yang termangu dalam cinta

Kandas karena luka

Perih, jerit tangis tak berdaya

Menahan semua asa-asa yang fana


Kini aku termenung dalam ruang sepi

Menunggu kehadiran suara yang kurindu

Berbicara pada bibir yang rindu berucap

Dan memeluk semua kenyataan yang menjadi harap


Aku diizinkan terluka dan patah

Aku patah dan berdarah-darah

Tugasku hanyalah menjadi sembuh

Berteman waktu berjalan dalam payah



Indonesia, 09 Februari 2021


Narasi Sendu

Oleh: Kelompok A


Payoda mengabu siratkan pilu

Menjelma pada asa yang nyaris sirna

Lukiskan duka belenggu kalbu

Pun waktu tak mampu menghapus lara


Ketika suka kauganti retisalya

Hirapkan harsa pada raga

Teganya kautanggalkan rasa yang kusematkan

Tinggalkan nestapa menjelma rindu tak tertahankan


Atma yang kian rapuh

Sukma pun tak lagi mampu

Hanya berteman air mata

Menatap sayap telah patah


Hingga diri ini tertahan oleh rasa tak karuan

Raga yang kemarin menerima kini jauh dan tanpa sekat kata

Meminta rasa ini untuk lelah sekali saja

Agar kemarin tak terlalu berbekas dihati lainnya


Aku terpaku, tenggelam dalam lautan kesenduan 

Kata-kata indahmu itu telah menyayat hatiku

Menghentikan jantungku

Bahkan bulan dan bintang pun tak sudi melipurku


Langkahku tak tentu arah

Pun buana enggan memberi jawaban 

Duhai Dzat penggenggam setiap hati

Jangan Kaubiarkan lara ini bertahta abadi


_Teluk Rindu, 09 Februari 2021_

Anggota: Khairun Muna

                  Eka Nuur Setiani

                  Johan

                  Syifa

                  Nata


Puing-Puing Lara

Oleh kelompok D:


Daun itu layu

Dahan itu patah

Bunga itu gugur

Angin itu membawa kesejukan yang mematikan


Luka ini perkara

Pun dahaga membunuhku perlahan

Merambat pada hati yang menghangatkan

Sebab kau alasan tiap peristiwa


Untuk kesekian kalinya

Kecewa kembali menghampiri

Menggores luka dengan sengaja

Dan waktu menyembuhkan lagi


Jua, terkurung dalam ruang resah

Tertutup jendela gelap berkisah

Meratapi puing hati tak berdarah

Sungguh, karenamu aku patah


Kini sudah retakan

Sekejap bisa hanyut

Mematahkan naluri jiwa yang membara

Menyusutkan strategi impian


Bumi, 9 Februari 2021

Anggota Kelompok D: 

@monik

@rosmalina

@sitihajar

@Rinam

@herly

Tidak ada komentar:

Posting Komentar