Senin, 25 Januari 2021

[Antologi Puisi] Harapan



Secarik Harapan

Oleh Kelompok G


Pikiran selalu berenang menerjang arus

Mensucikan jiwa yang semakin kurus

Nan kemudian terhenti di suatu muara

Yang berbulir merah bagai lara


Melodi yang indah selalu terpatri

Hangatnya semangat di kala menanti

Merajut cita, menghapus duri

Dalam harap merubah diri


Terkadang harapan selalu datang

Harapan adalah suatu hal yang terbaik

Sebuah keinginan impian

Yang selalu di tunggu-tunggu


Menjelma bak bait-bait merdu

Menerjang keraguan dalam diri

Membasuh luka walau palsu 

Kelam, tanpa keraguan


Perbaiki diri, persempit emosi

Walau sesak tetap berdiri

Alih hati dengan perlahan

Teriakan luka hendaknya berguguran


Tepis semua keraguan

Gapai semua angan

Siapkan kekuatan tuk hadapi rintangan

Wujudkan harapan


Ruang maya, 19 Januari 2021



Genderang Harapan

 Oleh kelompok A


Bagaskara kian temaram

Swastamita tenggelam padam

Payoda jingga berubah hitam

Iringi dekap sang malam


Di tengah malam-malam yang layu

Di hutan-hutan aku berendam

Menari dalam ruang yang padam

Kucup senja lepas digenggam


Keresahan semakin melaju

Awan hitam dan gemuruh semakin memadu

Aku semakin rancu

Pada hati yang kelabu


Asa yang pernah terajut

Kini mulai beringsut

Membuat diri semakin kalut

Bertemankan duka yang menggelayut


Di mana gemerlap dunia

Selalu kelam menjadi teman

Kapan genderang itu berdenting

Sedang sunyi selalu menyapa lagi

Di sini terlalu rapuh hingga aku menjadi abu


Di balik rintih yang terlangitkan

Dalam balut kesunyian

Pada bait-bait harapan

Tuhan... Ciptakan keajaiban


Pelabuhan asa, 19 Januari 2021

Anggota: 

1. Siti Azizah 

2. Ahlul Aqdi

3. Herly

4. Diantiwikke

5. Yuni Septia Riharja. Tj




Seuntai Harap Penuh Cita

Oleh Kelompok E


Serpihan kertas usang kembali disatukan

Alunan muratal diperdengarkan

Upaya mengetuk hati yang sempat dilumpuhkan

Agar kembali kepada kebenaran


Kepada Dzat yang Esa

Lagi Kuasa atas segala rasa

Terima kasih telah diizinkan memintal harap

Meski terus berujung tangis dalam lelap


Waktu terus berjalan

Telinga mendengar mulut-mulut 

mencela kehidupan

Meski hanya kepingan

Do'a-do'a harapan tetap dilantunkan


Banyak asa kembali digantungkan

Setelah harap yang dituliskan; tak menjadi kenyataan

Menuai banyak keputusasaan

Menyisakan jejak kepahitan


Namun selagi atma melekat dalam daksa

Tidak ada kata putus asa

Apalagi berhenti dari segala usaha

Untuk mencapai suatu cita


Hirapkan ragu yang menyeruak dalam dada

Teguhkan tekad pada jiwa 

Jika selalu ada harap 

Dalam setiap lembar kisah yang hinggap


Ruang Diskusi, 19 Januari 2021


Anggota:

~ Ade Rifani

~ Najiya 

~ Leon Dwi Putra


Tidak ada komentar:

Posting Komentar