Senin, 08 Maret 2021

[Antologi Puisi] Ironi Malam Ini | Usai | Sebatas Penghibur




Ironi Malam Ini

Oleh Eka Nuur Setiani


Kelukur membentuk ruam

Berhias pesona lebam

Raungan dipaksa redam

Pertunjukan apik untuk nanti malam


Ayo sayang, kita berhias

Kutahu afeksimu makin pias

Bagaimana sesakmu bernafas

Tapi rupamu tak boleh culas


Lengkungkan sabit labiummu

Biar menguar rupamu yang ayu

Tertindas rasa-rasa kelu

Kita sesama raga yang layu


Lamongan, 4 Maret 2021



Sebatas Penghibur

Oleh Herdianti Wikke Yulian


orang memandang

aku adalah bintang

berbinar dalam kegelapan

dipuja setiap insan


orang memandang 

aku adalah bulan

yang selalu bersinar terang

meski badai sudah datang


orang memandang

aku itu bagaskara

yang selalu ada untuk mereka

walau nabastala sedang berduka


namun sebenarnya

aku hanyalah pelangi

sebuah hadiah setelah tangisan cakrawala reda

yang datang lalu akan pergi


Ruang diksi, 04 Maret 2021


Usai

Oleh Marzuqotun Najiyah


Kenduri bertajuk 'merayakan kehilangan' telah usai, bertepatan dengan purnama ke-12. Aku pamit undur diri, dari posisi muallif yang mengabadikanmu lewat ribuan mushaf berisi ayat-ayat rindu.


 Aku pamit undur diri. Di kedai kopi dengan cahaya lampu temaram, kau tak akan menemukanku. Di simpang jalan penuh jelaga, kau tak akan menemukanku. Dalam hiruk pikuknya Stasiun Brebes, kau tak akan menemukanku.

Hingga kemudian kau sadar, aku telah pergi. 


Aku pamit undur diri


Brebes, 4 Maret 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar