Ironi Malam Ini
Oleh Eka Nuur Setiani
Kelukur membentuk ruam
Berhias pesona lebam
Raungan dipaksa redam
Pertunjukan apik untuk nanti malam
Ayo sayang, kita berhias
Kutahu afeksimu makin pias
Bagaimana sesakmu bernafas
Tapi rupamu tak boleh culas
Lengkungkan sabit labiummu
Biar menguar rupamu yang ayu
Tertindas rasa-rasa kelu
Kita sesama raga yang layu
Lamongan, 4 Maret 2021
Sebatas Penghibur
Oleh Herdianti Wikke Yulian
orang memandang
aku adalah bintang
berbinar dalam kegelapan
dipuja setiap insan
orang memandang
aku adalah bulan
yang selalu bersinar terang
meski badai sudah datang
orang memandang
aku itu bagaskara
yang selalu ada untuk mereka
walau nabastala sedang berduka
namun sebenarnya
aku hanyalah pelangi
sebuah hadiah setelah tangisan cakrawala reda
yang datang lalu akan pergi
Ruang diksi, 04 Maret 2021
Usai
Oleh Marzuqotun Najiyah
Kenduri bertajuk 'merayakan kehilangan' telah usai, bertepatan dengan purnama ke-12. Aku pamit undur diri, dari posisi muallif yang mengabadikanmu lewat ribuan mushaf berisi ayat-ayat rindu.
Aku pamit undur diri. Di kedai kopi dengan cahaya lampu temaram, kau tak akan menemukanku. Di simpang jalan penuh jelaga, kau tak akan menemukanku. Dalam hiruk pikuknya Stasiun Brebes, kau tak akan menemukanku.
Hingga kemudian kau sadar, aku telah pergi.
Aku pamit undur diri
Brebes, 4 Maret 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar