Minggu, 14 Maret 2021

[Prosais] Aku




Terbayang diriku

Oleh Herly


Aku terpana melihat senyum yang tampak apik. Menyusuri sebagian lesung yang tak berhenti. Menatap matamu yang sungguh menyenangkan, rasa hangat dan nyaman semakin dalam. 

Diriku peneguh hati yang ingin selalu dihati. Bukan disakiti tanpa dicintai. Ya kau benar-benar membuatku gelisah. Resah memanah jiwa untuk harus maju.

Hei apa kabar. Pemimpi masa depan? Kau begitu indah dipandang tak menyulutkan diriku untuk menyerah. Pasrah pada nasib yang mengambang. Tanpa kejelasan.

Kau tahu bahwa kau manis, tak sabar kumiliki. Bukan hanya sekedar khayalan yang kosong yang habis dimakan masa.

Kumohon jangan hanya terbayang. Karena Raga dan hati yang harus saya penuhi. Bukan jiwa kosong yang mengharapkan hasil kosong. Untukku Aku harus mampu.


Kamar Simpang, 11 Maret 2021



Bilik Atmaku

Oleh Qonitia Lutfiah


Teruntuk tubuh ringkih yang berusaha memberi harsa pada dirinya. Mencoba meyakinkan atma bahwa semua akan indah pada bagian akhir cerita. Meski terkadang ombak menghantam bilik kecil dalam dada. Tak akan kubiarkan menghancurkan bagian dalamnya.

Aku akan melindungi setiap harap yang kutumpahkan pada lautan manusia. Agar tak terluka atas segala tanggapan yang di berikan semesta. Dengan perjalanan yang kukira itu mudah. Namun, tidak untuk aku yang masih merasa galabah.

Hingga aku berada di titik penuh keyakinan dan kepercayaan, bahwa harsa dapat mendekapku dengan mesra. Terima kasih untuk jiwaku yang rela berjuang tanpa kata lelah. Jika merasa sedikit letih, istirahatlah. Aku mecintai diriku apapun kondisinya, selalu, dan tanpa jeda.


Sudut Atap, 11 Maret 2021



Titik Terendah

Oleh Rosmalina


Aku sedang sibuk merajut asa kala sosoknya hadir hancurkan dengan semena-mena, saatku coba bangkit lagi. Dia kembali hadir porak-poranda atma pun raga.

Tangis adalah salah satu solusi untukku tetap terjaga, ingatkan bahwa aku begitu berharga. Rasanya ingin bercerita namun tau semuanya tetap sama.

Kini aku berada dalam jurang paling dalam, berharap sesuatu hadir beri pertolongan. Setidaknya ulurkan tangan, jangan mencaci bahkan merendahkan.

Aku telah kalah detik ini, tangis tak pernah lepas dari diri. Tawaku kini semu, aku hanya perlu peluk hangatmu sebab aku tengah ragu Tuhan berpihak padaku.


Aceh, 11 Maret 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar