Senin, 05 Juli 2021

[Antologi Prosais] Asa





Lihat! 

Oleh Noviyanti


Malam hari telah tiba, Kaku dan Lelah jadi santapan setiap harinya, Menggerutu tentang kegagalan hari ini juga jadi rutinitas, Tak sedikit banyak amarah yang terpendam.

Lepaskan semuanya, lepaskan belenggu yang tak jelas, Perbaiki banyaknya kegagalan untuk tidak terulang lagi.

Cukup, sudahi semua pikiran yang tak perlu dipikirkan, itu sangat menyiksa setiap malam.

Lihatlah sekarang, aku lebih bahagia karena melepaskan belenggu, lebih bahagia untuk menerima kegagalan, dan lebih siap memperbaiki segalanya.


1 Juli 2021



Gadis Tabah

 Qonitia Lutfiah


Langkah kecil gadis yang selalu menggengam asa berjalan menyusuri lembah penuh rahasia. Berhenti di perjalanan bernama masa remaja. Mencoba berbagai hal yang belum pernah dicoba. Mengenal semua manusia yang pernah dijumpa. 

Namun, ombak mulai bergelombang ke arahnya. Mengikis sedikit asa yang pernah tercipta. Sebab bertemu dengan sosok yang menorehkan luka. Hingga gadis itu memutuskan untuk melupa. 

Beranjak dari rasa yang pernah ada agar tak merusak segala asa. Menerima segala rencana semesta yang terkadang membuatnya tertawa pun kecewa. Terima kasih gadis baik yang selalu berusaha menerima. Terima kasih telah tabah menghadapi segala ujian semesta. 


Ruang Rasa, 1 Juli 2021



Noda Telah Dikorek

Oleh Herly 


Dulu Aku pemaksa, ya memaksa apa yang kumau. Mulai dari sepatu, baju yang terletak di kaca. Ya, menarik memang, membuat Aku tak memikirkan ternyata Ibuku tak punya uang untuk membelinya. Aku bersama Ibu meninggalkan toko itu. Dan ditempat lain, tak jauh dari toko tadi. Ibuku menjelaskan bahwa uangnya tak cukup untuk mendapatkan barang yang kusuka. Sehingga Aku menangis meronta-ronta tak mau pulang sampai mendapatkannya. Sampai aku dipaksa dan diberi makanan tahu potong. Agar menangisku reda lalu pulang.

Dibalik itu, kini Aku yang telah diujung menulis skripsi. Orang yang akan berjuang untuk rupiah. Sangat menyesal atas egoisku dulu. Membuat Ibuku sedih atas kegagalannya memenuhi keinginanku. Padahal Ibuku berjuang mendapatkan rupiah dari pagi sampai malam. Ya sebelum ayam berkokok sampai malam menunjukkan gelapnya untuk uang sekolahku yang pernah menunggak. Ya, Aku baru sadar sekarang. Bahwa Aku akan mengalami sulitnya itu. Namun aku yakin bahwa ini menjadi pelajaranku. Diriku dimasa lalu sudah tidak terulang. Kini Aku harus menahan egoku sendiri. Mengatur hidup. Karena sekarang telah berbeda, bahkan berbanding terbalik. Sebalik kisah yang tak apik.


Ruang sadar, 1 Juli 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar