Senin, 16 November 2020

[Antologi Puisi] Malaikat

https://unsplash.com/@withluke



I

Kusebut Malaikat

Kelompok D


Malam pukul tiga

Terdengar sayup tangis dan pinta

Mengiris hati dan menggetarkan jiwa


Sujudnya yang lama

Ditumpahkan segala keluh dan pinta

Untuk suami dan anaknya.


Aku, darah dagingnya

Ia, malaikatku

Sang penawar luka juga duka


Penjaga kasih sayang dalam pedihnya derita

Nafas yang tak pernah terjerembab oleh murka

Pengingat pagi yang tak lelah dalam lelap


Penawar hati dikala luka merebah

Tak lelah engkau selalu siaga

Menjaga harapan tak pernah hilang


Dekapnya adalah rumah paling nyaman

Bersama lembut belaian

Juga merdu kata yang disuarakan


Kata musisi ternama dalam lirik lagunya

Kakinya telanjang tanpak menari padahal mengais rejeki

Keringat ia jadikan kebahagian yang menunggu ketika kering


Maaf jika selama ini kerap lupa diri

Padahal berkatnya aku sanggup berdiri

Sebab doa-doanya yang tak pernah berhenti


Bait-bait berakhir

Kusemogakan bahagianya abadi kini terukir

Mengganti setiap keringat dan airmata yang pernah mengalir


Ruang sendu, 10 November 2020


Anggota yang mengerjakan:

-Fau

-Khotimah

-Alfad

-Rinam

-Himelda


II

Bunda, Malaikat yang Berpura-pura

Karya Kelompok A


Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu

Derita siang dan malam silih berganti

Tak menggetarkanmu memberi harapan baru untukku


Tubuh rentamu bukti perjuangan

Letih lelahmu bukti amanah pada Tuhan

Kelembutan dan senyummu bukti cinta


Meskipun raga suda sangat letih

Namun tak sedikitpun hal yang membuatmu mengeluh

Kau adalah malaikat penjaga dan pelindung untukku berteduh


Di setiap perjalanan hiduku

Untaian doa selalu kau alunkan dengan merdu

Agar aku dan keberhasilan berujung pada temu


Ku tahu tak ada yang bisa dibandingkan dengan jasamu

Tapi izinkan aku ungkapkan melalui untaian kata penuh makna

Kuceritakan kehebatanmu pada dunia


Malaikatku, kau sangat pandai mengambil hatiku

Dengan suara lemah lembutmu, dekap hangatmu, kecup bibirmu, bahkan dengan senyum manismu

Aku tenggelam dalam lautan cintamu


Malaikatku, aku tak ingin hidup tanpamu dan aku tak bisa

Aku ingin selalu merebahkan kepalaku di atas pangkuanmu

Sambil mendarkan banyak-kisah indah dari darimu 


Malaikatku

Tanpamu hidupku tidak berwarna

Hari-hariku tak banyak cerita, hati pun begitu hampa dirasa


Terimakasih atas segala kasih yang telah kau beri untukku tanpa pamrih

Kau jadikan aku seperti ratu dalam hidupmu

Kau cintai aku lebih dari kau mencintai dirimu sendiri

Ruang sendu, 10 November 2020


Anggota yang mengerjakan:

• Nabila

• Ananda Mella

• Ayu

• Diantiwikke

• Khairun Muna

• Syefi


III

Malaikat Berwujud Insan

‌Oleh Kelompok B


Gelap gulita malam tak ditemani cahaya terang

Hanya ada percikan api yang bergonta ganti

Menyilaukan mata yang tak bisa diterawang


Tergores pena pada tersibaknya tepian masa

Bertemu memoar remang, berteman sunyi yang tak tenang

Disapa rembulan malam penuh kelembutan; sendirian


Rupanya kisah ini adalah rumpang yang mulai usang

Nun jauh makna dalam aksara 

Berharap sajak pada rampung yang dibawa seseorang


Ramai terasa sunyi

Awan biru seakan memenuhi perenungan

Lelahkah batin ini? 


Lunar, sampaikanlah kisahku

Berilah asa penyemangatku

Siapapun, apapun


Tak selalu dengan sayap

Tak selalu dengan paras yang anggun

Tak selalu dengan tempat yang tinggi dan megah


Kaulah malaikat berwujud insan yang diberikan Tuhan untukku melengkapi segala kekurangan

Kau memberiku hidup indah, setelah sayapku patah

Hatimu adalah tempat ternyamanku untuk merebah


Lebih elok dari apapun

Selalu ada dalam sanubari

Tak pernah tergantikan


Malam kian larut

Goresan pena ini tak terenggut

Bersama insan bak malaikat, semoga harapan sajak ini telah disambut


Ruang maya, 10 November 2020


Anggota yang mengerjakan:

1. Az Zahra Firdaus Syachputri

2. Leon Dwi Putra

3. Sarika Sarah

4. Diana

5. Syifa

6. Henny


Tidak ada komentar:

Posting Komentar