Oleh: Ade Rifani
Alunan muratal di malam ini menggetarkan jiwaku. Mengingat sosok lelaki yang selalu menjadi penopang langkahku. Cinta pertama saatku lahir ke dunia. Lelaki pertama yang mampu bertahan dengan segala sikap manja.
Yang selalu sigap saat melihat mata sembab. Selalu menawarkan raga untuk bersandar tanpa kuminta. Menghadirkan peluk dalam setiap pelik yang ada. Menghapus semua duka lara yang menyapa
Aksa elang itu kian meredup termakan usia. Daksa tegap pun kian membungkuk karena semakin senja. Tangan yang dulu selalu menopang kini semakin keriput. Surai hitam pun kian memutih dibalik kopyah.
Hiruk pikuk kota telah kau lalui sepanjang usiamu. Tersimpan di balik aksa yang kian meredup. Kutitipkan harap dan doa pada sebait kata yang kupersembahkan untukmu, ayah.
Bandung, 05 November 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar