Senin, 21 Juni 2021

[Antologi Puisi Akrostik] Hewan




Lebah

Oleh: Ade Rifani


 Lambang kasih seorang putri pada raja; jika cinta tak harus dalam ruang rasa yang sama. Berbeda dalam lautan api asmara, tidak mematahkan tekad untuk terus melangitkan doa. "Tuhan tidak pernah tidur," cercanya. 


 Elegi menghiasi banyak aksi yang mulai mengikis seri dalam pipi. Menghadirkan perih pada ujung sanubari penuh duri. Perihal prasangka tak berarti mulai menghampiri.


Balutan tawa terhirapkan harapan tanpa kepastian. Melenggangkan ingatan dalam ruang kenangan yang tersimpan. Di ujung bilik kedap suara yang meredam banyak tangis penuh tragis.


Asmaraloka terajut benang-benang kasih suci yang terikat oleh janji. Sepasang anak manusia berikrar menjadi pasangan kekasih. Untuk bahagia; kini hingga nanti.


Habisnya masa eliminasikan elegi, berbaur dalam samudera imaji. Terlanjur cinta membuat hati lupa diri. Perihal rasa tak dihargai, pun hasrat ingin memiliki.


Bandung, 17 Juni 2021


Siput

Oleh: Shajar


Segala harap,

Ingin kutuangkan tanpa paksa

Pada setiap bait aksara

Untuk sekadar renungan di masa mendatang

Tanpa lagi harus bertanya-tanya mengapa?



Sigli, 17 Juni 2021


Kelinci

Oleh: Qonitia Lutfiah 


Kerap kali pilu itu kembali menghampiri hati yang telah lama menahan untuk tak mengingatnya lagi

Elegi seakan melompat-lompat kesana kemari saban hari tanpa permisi layaknya kelinci

Lambat laun rasa itu memudar hingga dapat menerbitkan setitik harsa yang selalu kucari

Ironi hirap dalam langitan usaha dan doa yang tak pernah putus dipanjatkan tanpa henti

Nanti akan kupastikan bahwa itu cukup menjadi pembelajaran di masa yang sulit untuk kujabarkan

Cinta yang sesungguhnya tak pernah menyakitkan bagi siapapun yang selalu menerima apa adanya

Ingin menerima apapun kekurangannya dan selalu menjaga dalam bait-bait doa 


Lampung, 17 Juni 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar