Sabtu, 26 Juni 2021

[Pentigraf] Bebas




Peringkat Pertama

Oleh Madu Kharisma


"Leee"

Terdengar suara asing beberapa kali di telingaku, sembari merapikan seragam biru putih ini yang agak sedikit berantakan. Aku melangkah mencari sumber suara tersebut, dengan memperhatikan setiap sudut suara tersebut semakin menggema di tiap tiap-tiap ruang dengan sedikit bergeming. Ah sial, ibuku sudah menunggu di garasi depan. Tepat saat kami tiba, suasana di sana benar-benar rusuh. Hiruk-pikuk terdengar sangat ricuh baik di antara segerombolan ibu-ibu yang membanggakan anak-anaknya maupun siswa-siswi yang menebak nebak siapa peringkat pertama.

Aku yang tengah menyiapkan fisik dan mentalku kini semakin berdegup-degup, kututup mataku sembari berdoa "Tuhan, kumohon pihak aku hari ini". Ibuku yang sambil melihat-lihat koridor sekolah sepertinya tidak begitu yakin pada anak satu satunya ini, tapi tentu saat pulang nanti ia sudah ganti profesi bak orator ahli. Sebagian kelas sudah diumumkan siapa yang akan menjadi sorotan hari ini hingga suasana sekolah semakin ricuh dengan pertentangan siswa dan siswi.

Aku dengan beberapa temanku menunggu di Aula dengan berharap akan mendapatkan kabar baik meskipun keadaannya tidak akan begitu baik. Bu Erlis selaku wali kelas tiba-tiba menghampiriku seraya menjabat tangan "Selamat ya, Nak, di semester ini kamu mendapat peringkat pertama". Dengan ekspresi melongo aku menatap Bu Erlis heran, "Ibu lagi bercanda, ya?". "Lho, ini serius, selamat ya kamu berhasil mendapat nilai terbaik disemester ini" Tatap bu erlis dengan tegas. Sesampai di rumah ibuku tak henti hentinya menceritakan peringkat ini kepada tetangga-tangganya dengan sangat bangga, lalu ayahku yang baru saja pulang kerja pun tiba tiba langsung memesan PS5. Tak lama kemudian suara ayam jantan berkokok.


Banyuwangi, 24 juni 2021


Bingung Sendiri

Oleh St. Nurjannah


Sepekan lalu, di ruangan yang remang dan aman, ya, itu dikamarku. Kugenggam ia dengan semestinya. Awalnya mulus, ia memberikan kemampuannya untukku, selalu mengikuti alurku. Ia-pun mampu memberikan cairan yang bisa memuaskanku, cairan yang memiliki warna lekat. 

Namun, tiba hari ini kurasa tidak ada lagi keserasian di antara kita. Padahal aku masih membutuhkannya, masih menginginkan kenikmatannya, keindahan cairan yang ia berikan.

Sungguh, dengan besarnya nafsuku, aku genggam ia dengan jari-jariku, kulayangkan ia ke atas dan ke bawah, tapi, ia tidak juga mengeluarkan cairan itu. Akhirnya aku memakai cara lain, kubuka tutup pena itu, dan kutiup ujung penyanggah tinta itu. Ya dia pena kesayanganku, yang kubeli sepekan lalu. Namun, tidak seperti biasanya tinta pena habis dengan cepat, padahal aku lebih sering mengetik, dibandingkan menulis. 


Tangerang, 24 Juni 2021



Bulat Merah

Oleh Agnesia


Seperti biasa, hari liburku kuhabiskan rebahan di kasur, dan menikmati makanan lezat buatan ibuku. Seharian di dalam kamar rasanya bosan, aku perlu hiburan. Akhirnya aku melangkahkan kakiku keluar rumah sembari berjalan-jalan santai. Bosan juga jika hanya sendirian, untung saja aku membawa handphone. Sama saja membosankan, tidak ada motif dari teman spesial. Sudahlah, aku kembali berjalan santai dan aku berhenti di sebuah warung untuk membeli makanan. Aku kembali melanjutkan jalan santaiku, sembari memakan makanan yang kubeli. 

Kuhentikan langkahku, karena aku melihat ada kerumunan orang di sebrang jalan. Aku pun menghampiri kerumanan orang tersebut. Tak dapat kulihat jelas apa yang mereka lihat, tapi aku mendengar apa yang mereka katakan, aku terkejut bukan main di saat salah satu orang mengatakan "Iya merah sekali". Pikiranku mulai ke mana-mana "Jangan-jangan darah orang kecelakaan", membuat seluruh tubuhku bergetar ngeri. Awalnya aku ingin beranjak pulang, tapi entah kenapa hatiku membiarkanku tetap di sini. Ini sungguh aneh tapi nyata.

Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi. Dengan keringat dingin yang telah mengguyur seluruh tubuhku, kaki, dan tanganku juga gemetaran, akhirnya aku menerobos masuk melewati kerumunan orang. Setelah aku melihat, aku ingin berteriak dan menangis tapi malu dilihat banyak orang. Sungguh! aku tidak menyesal melihatnya, semangka itu benar-benar merah di dalamnya dan sepertinya sangat lezat untuk disantap.


Jember, 24 Juni 2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar