Munajat Do'a
Oleh: Siti Azizah
Sang hima tutupi buana
Pesona swastamita tak nampak di cakrawala
Pun kirana senja enggan sunggingkan tawa
Pada nabastala dan payoda nan beriring duka
Qobla adzan berkumandang
Bait do'a melangit lantang
Rasa dan asa melayang terbang
Pada ujung di titik juang
Teriring rindu yang tak lagi jadi milikku
Sebatas munajat pada Rabb-ku
Kuikhlaskan kata pamitmu
Yakini, terbaiklah takdir ini untukku
Biar cintaku tak seindah syair pujangga
Cukup lukaku tak memendam lara
Walau renjana tak berpihak pada kita
Tentang luka tenggelam di samudera rasa
Kini.. Pergi sudah cintaku
Terhantarkan segenap kerelaan rasaku
Dalam sujudku, pasrah atas takdir-Mu
Yakini dalam kalbu, yang terbaik dari sisi-Mu
Rona Senja, 03 Juni 2021
Rintihan Palestin
Oleh: Marzuqotun Najiyah
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai Mufassir yang fasih ilmu-ilmu Tafsir
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai biksu penyampai ajaran Sang Wisnu
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai Pendeta yang melisankan doa-doa penuh Roja' dalam heningnya gereja
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai jurnalis yang melaporkan berita-berita miris
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai pegiat yang menyuguhkan kantong-kantong mayat
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai tangan yang mengacungkan bendera perdamaian
Aku tak berharap Kau mendarat sebagai tenaga kesehatan yang menjahit sayatan-sayatan
Sungguh, Aku tak berharap
Aku,
Hanya berharap Kau mendarat sebagai manusia yang menjunjung tinggi rasa kemanusiaan.
Iya, Aku hanya berharap Kau mendarat atas nama kemanusiaan.
Brebes, 3 Juni 2021
Ketika Aku Membayangkan Kebebasan
Oleh: Ahlul Aqdi
Aku ingin seperti burung
Bukan karena cakrawala yang tak berujung
Aku ingin seperti ikan di laut lepas
Bukan karena lautnya yang maha luas
Tetapi aku ingin seperti puisiku
Bebas bermakna dan berwarna
Bebas berbait dan berima
Bebas mati atau abadi
Tapaktuan, 3 Juni 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar