Oleh: Sarah Aisyah
pexels.com/Emily Ranquist |
Pendidikan indonesia memang belum sementereng Finlandia atau negara Asia Tenggara yang lain. Tapi kita masih punya kesempatan untuk memperbaikinya. Satu langkah perlahan dimulai dari kita.
Menurut hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, memotret sekelumit masalah pendidikan Indonesia. Dalam kategori kemampuan membaca, Sains, dan Matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Indonesia masih tertinggal dari Singapura dan Malaysia.
Perlu diketahui, PISA merupakan program tiga tahun sekali yang digagas oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk mengukur kompetensi belajar peserta didik global.
Indonesia masih punya banyak celah di berbagai ruang. Dari mulai infrastruktur yang belum merata di berbagai wilayah, buku-buku pelajaran yang tak kumplit, kurikulum yang belum efektif penggunaannya, guru-guru yang belum semua berdaya ajar, bahkan murid itu sendiri. Perlu ada evaluasi sistem pendidikan yang tepat, perlu andil dari semua pihak baik pemerintah, guru, siswa, bahkan masyarakat.
Dunia sudah memasuki industri 4.0, masing-masing murid harus sudah siap dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, yang membutuhkan skill mumpuni yang relevan dalam kehidupan. Siswa diharapkan bukan hanya pandai menghafal saja, tapi juga belajar kritis dan lebih peka terhadap alam. Pendidik harus mengetahui dan memaksimalkan potensi para siwanya yang berbeda minat dan bakat.
Sebenarnya banyak yang peduli dengan pendidikan indonesia, baik anak muda maupun orang dewasa. Maka kalau kita bergerak bersama semoga bisa punya dampak yang juga besar. Hal-hal terkecil jangan sampai luput terlihat. Kita ubah dari yang terdekat.
Sumber:
https://youtu.be/o8uxBrWqqk0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar