Rindu Fana
pexels.com/Lukas Rychvalsky
Telah nampak burit senja dari pucuk-pucuk pepohonan
Yang Perlahan, kian tenggelam dalam pelukan cakrawala
Jumpa esok bagaskara, sinar mu hari ini hangatkan jiwa
Kini langit nampak terhias dengan gemerlap lintang
Hembusan angin kian terasa membelai lembut seluruh tubuh
Namun pada atma ku yang gemuruh, terasa begitu rapuh
Bayang bayang tentangmu singgah dalam fikiranku
Betapa mesra kala tuan berbincang
Menjanjikan temu yang terhalang oleh waktu
Saban hari tulus ku menunggu
Hingga tuan tiba aku bergembira
Namun terlihat oleh mata tak lagi sama
Rindu mu hanya sekedar terucap dalam fana,
Lekas pada dunia nyata, kita bak insan yang tertelan bumi tanpa suara
Nganjuk, 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar