Jumat, 17 April 2020

Memanah Ramadan Oleh Kelompok 3


Semesta pun tahu
Aku sudah sangat merindu
Menunggu waktu tuk bertemu
Dengan bulan suci yang syahdu

Pada dua belas dalam setahun 
Pada setahun di dalam satu bulan
Bulan syahdu yang dirindukan
Membuat candu setiap insan

Marhaban ya ramadan
Bulan yang penuh keberkahan
Menghantarkan pesona gemilang
Laksana gemerlapnya bintang-bintang

Ramadan sebentar lagi datang
Menghadirkan semangat juang
Tuk meraih selongsong harapan
Yang bersemayam tanpa lekang

Meski wabah merajalela
Menghantui jiwa-jiwa penjuru dunia
Tak secuil mengusik khusyuk pada-Nya
Ramadan tiba dengan rahmat-Nya

Wahai Rabbul Izzati
Hanya kepada-Mu aku berserah diri
Bila bulan agung telah kembali
Izinkanlah aku tuk merasakanya lagi

Bumi, 07 April 2020




Yang mengerjakan :
1. Nadia Dian Permatasari
2. Melisa Dwi Yuliani
3. Sofie Fortuna
4. Niswa Ulya Suba
5. Fadhil Abdullah
6. Haflah @⁨Kak Haflah PI⁩

Menanti Bulan Penuh Berkah Oleh Kelompok 2


Rinai hujan masih mengintai di akhir April
Merajut asa suka cita di bulan suci
Sebuah kenyamanan menyambut Ramadan
Dzikir dan tadarrus turut mewarnai hingga sahur tiba
Kerinduanku akan terbayarkan
Dengan datangnya bulan suci Ramadhan
Lantunan ayat suci akan selalu berkumandang
Nyanyian khas Ramadhan akan selalu terngiang
Tidak kusangka
Waktu yang dinanti akan segera tiba
Bahagia tiada terkira
Menyambut bulan suci kebanggaan kita
Dari hadirnya marjan, cendol di sesorean pinggir jalan
Sampai kumandang kultum di setiap tarawihan
Tuhan, terimalah racikan sedemikian rupa pengabdian
Pada setiap pengakuan potensi kami bersyetan
Sorak hati menyambut kehadirannya
Terseyum lebar pada kenikmatannya
Sajadah panjang akan menghiasi labirin suci
Memohon ampun disetiap sujud memohon Tuhan mengampuni diri
Ketentraman dan kehangatan kudapati
Sepanjang hari menapaki jalan yang diridhoi
Asaku menepi pada sukma dan raga
Ramadhan meneduhkan jiwa, dari panasnya dosa
Ruang Imaji, 07 April 2020
Yang mengerjakan tugas :
@Na
@⁨husna kiromul alfi⁩
@⁨Latipia⁩
@⁨violet_senja💕⁩
@⁨+62 852-9065-1936
Yang tidak mengerjakan tugas :
@⁨+62 838-5356-4497

Penantian Fitrah Oleh Kelompok 6



Aroma harum buah kurma
Melekat dalam bayangan tanpa rasa
Pelengkap sajian manis menjelang adzan
Terbayang indah, rasa manisnya menggebu membuat rindu

Rahmat-rahmat Allah
Menguar sepekat misik
Menjadi penantian umat
Menyambut bulan suci

Pada bulan sya'ban
Para muslim memupuk ladang pahala
Menyiram dengan kebajikan dan doa
Untuk dipanen pada ramadhan nanti

Embun pagi penuh suara ayat Al-Qur'an
Menjadi damba setiap insan Tuhan
Berbondong siang malam meramaikan rumah-Nya
Gema ramadhan menyinari relung keremangan

Panggilan bulan suci telah mendekati
Bulan dimana hari-hari dihias lantunan ayat suci
Bulan istimewa diantara bulan lainnya
Bulan dilipat gandakannya pahala

Sebentar lagi rumah kita akan di ramaikan dengan nikmatnya senja berupa berbuka puasa
Sebentar lagi rumah kita akan diramaikan dengan nikmat bangun pagi untuk bersahur
Dan sebentar lagi rumah kita akan diramaikan dengan lantunan ayat suci.

Dirumah aja, 7 April 2020

Yang mengerjakan:
1. Ulfa Khn
2. Syaifullah
3. Ade Siyanti Nurul Hidayah
4. @⁨+62 852-3206-4877⁩ 

Yg tidak mengerjakan:
1. Zahra Firdaus (Sakit)
2. @⁨Kari🥀⁩ (tanpa keterangan)

Kumpulan Quotes



Judul : Niat
Oleh :Ayu Setiawati

"Pondasi utama dalam melangkah. Penentu akhir dalam beribadah"

Sumedang, 09 April 2020

Oleh:Ian Iradatillah Muhtarom
Judul: penghidupan

"Tak ada penghidupan tanpa kerja keras"

Malang, 9 April 2020

Tabiat Bermuamalat
Oleh: St. Nur Inayah. MT

Tugas kita sebagai insan beriman adalah bermunajat bukan menghujat. Doakan semoga mendapat hidayat. Karena hidup lebih indah dalam mahabbah dan magfirat. Siapapun dia, sekasar apapun tabiatnya kita tak pantas menghujat. Karena Islam itu penuh rahmat.


Borneo, 09 April 2020

Petaka Kucing Hitam Oleh Patimah Wijayanti

Seorang remaja laki-laki berbadan gempal dan tidak terlalu tinggi sedang menyantap kotak bekalnya dengan hikmat. Suara teman-teman kelasnya yang begitu berisik tidak mengganggunya sama sekali. Namanya Jeje.

"Ihh, ada kucing lucu banget. Warnanya hitam legam. Jarang-jarang loh ada kucing warna hitam," pekik salah satu siswi yang berdiri di dekat pintu.

Jeje hanya melirik tingkah Keysa yang memang menyukai kucing lalu kembali fokus kepada makanannya. Lauk hari ini adalah ayam goreng dan tumis kacang dicampur jagung muda. Salah satu lauk yang sangat ia sukai.

Tanpa Jeje sadari sejak tadi kucing hitam itu sudah mengintainya. Kucing itu berontak dari gendongan Keysa dan berlari gesit menuju Jeje yang sedang lengah dan mengambil ayam goreng yang ada di kotak bekal.

"Kucing jahanam! Balikin ayam goreng aku," teriak Jeje seraya mengejar kucing tersebut yang sudah kabur keluar kelas.

"Sudahlah, Je. Ikhlasin aja," ujar Evan.

"Gak bisa! Itu paha ayam kesukaan aku. Gak mau tahu. Kau sama Keysa ikut aku ngejar tuh kucing," protes Jeje tidak terima.

"Loh, kok aku dibawa-bawa sih?" tanya Keysa.

"kau kan penyayang kucing, Key. Jadi mau ya bantuin aku. Please," mohon Jeje.

Keysa tampak berpikir sebentar. Akhirnya ia pasrah fan memilih ikut. "Iya deh. Sesekali bantu temen gak ada salahnya."

"Thank you, Keysaaa," ucap Jeje riang sekali. "Kalau gitu ayo sekarang kita kejar kucingnya."

Jeje dan Keysa lalu berlari mengejar kucing hitam tersebut. Jeje yang sadar Evan tidak mengikuti mereka berdua pun berbalik dan menyeret Evan.

"Kali ini kau harus bantuin aku, Van," kata Jeje tegas. Mau tak mau, karena sudah diseret juga, akhirnya Evan ikut mencari kucing hitam tersebut.

***
Jeje, Evan, dan Keysa berhenti di halaman belakang sekolah. Napas mereka terengah-engah karena sejak tadi terus berlari.

"Key, ketemu jejaknya gak?" tanya Jeje.

"Tadi terakhir aku lihat kucingnya lari ke sekitar sini, Je. Kenapa sekarang gak ada ya?" jawab Keysa.

"Ya enggak ada lah. Dasar bego! Itu kucing larinya pasti lebih dari gesit dari kita," batin Evan mengutuk Keysa. Suka kucing, tapi gak paham sifat alamiah kucing. Gimana sih!

"Eh, itu tuh kucingnya," teriak Keysa sambil menunjuk-nunjuk kucing tersebut.

"Mana?" Jeje celingukan mencari si kucing. "Kucing sialan! Ayam aku tinggal separo," jerit Jeje menangisi ayamnya.

Evan memutar bola mata. "Udahlah, biar dimakan kucing aja. Misalnya bisa dapt ayamnya lagi, emang bakal kau makan?" tanya Evan.

"Ya aku makanlah!"

Evan dan Keysa memandamg jijik ke Jeje. Mereka tidak menyangka mempunyai teman yang jorok seperti Jeje.

"Bener kata Evan. Mending kita balik ke kelas aja, bentar lagi mau ma—" Perkataan Keysa terhenti karena melihat Jeje yang kembali mengejar kucing hitam terserbut.

Keysa menatap datar kepergian Jeje. "Emang deh Jeje gak bisa banget diomongin."

"Kita balik ke kelas aja, Key. Biarin aja Jeje ngejar tu kucing sendirian," ajak Evan.

"Tapi …." Keysa menatap Evan bingung. Ia lalu melihat jam tangannya. Teringat jika nanti ada pelajaran dari guru yang paling ia takuti. "Oke deh."

***
Tanpa sadar Jeje sudah memasuki hutan yang berada di belakang sekolah karena terus mengejar kucing hitam tersebut. Ia berhenti sebentar karena Kecapekkan.

"Aduh, tu kucing larinya cepat banget. Capek juga ngejarnya," keluh Jeje.

Jeje menoleh ke belakang. Melihat Evan dan Keysa yang terus saja menunduk. "Kalian berdua lihat kucingnya enggak?"

Tanpa bersuara keduanya kompak menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Jeje.

Jeje menaruh tangan didagunya. Ia sedang berpikir bagaimana cara agar bisa menangkap kucing hitam itu dengan cepat. 

"Gimana kalau kita berpencar aja. Aku ke arah utara, Keysa ke barat, dan Evan ke timur. Kalau udah dapat langsung telepon ya," tutur Jeje lalu segera berjalan menuju utara. Begitu juga dengan Evan dan Keysa lekas berjalan ke arah barat dan timur.

Sudah berjalan cukup jauh tapi Jeje tak kunjung menemukan kucing hitam tersebut. "Ke mana sih tu kucing lari. Bikin pusing aja!"

Jeje seperti Mendengar suara daun kering yang diinjak-injak dari belakang. Ia lalu menoleh ke belakang. Terlihat seorang gadis berambut panjang sedang membelakangi dirinya.

Tengkuk Jeje seketika merinding. Udara di sekitarnya terasa begitu dingin. Tak ada suara apapun bahkan sekedar suara jangkrik.

"Key, kau udah dapatin kucingnya? Sampe ngejar aku ke sini, harusnya kau cukup telepon aja biar aju yang ke tempat kau."

Gadis itu hanya diam. Tak menjawab tidak juga bergerak. Persis Seperti patung.

Jeje perlahan mendekati gadis itu dan menepuk bahunya. "Key, kenapa diam aja?"

Jeje heran karena gadis yang menurutnya Keysa diam aja. "Key."

Gadis itu perlahan memutar lehernya. Menampakkan senyum yang begitu lebar. Wajahnya yang pucat dan mata yang terus mengeluarkan darah membuat tubuh Jeje membeku seketika.

"Se-setan!"

Jeje langsung berlari meninggalkan setan tersebut. Melupakan tujuannya untuk mencari si kucing hitam.

Tamat. 

Sintang, 10 April 2020

Pantai Plasik yang Tak Boleh Diusik Oleh Dhea Maharani

Emma adalah seorang kakak dari Milly sang gadis manja meski sudah berusia 15 tahun, selisih kakak beradik itu adalah dua tahun. Emma dan Milly berencana mengisi libur akhir pekan mereka dengan mengunjungi pantai. Pantai pilihan Milly adalah pantai Plasik. Emma hanya mengikuti saja pilihan Milly, padahal Emma pernah mendengar gosip bahwa pantai tersebut digadang-gadang sebagai pantai keramat, namun Emma yang tak percay akan takhayul hanya menganggap gosip tersebut hanyalah isapan jempol belaka. 

Tak lupa Emma mengajak Ares kekasihnya untuk menemani liburan mereka.  Pukul 4 sore mereka berangkat dan berencana untuk menginap semalaman di villa yang berlokasi tak jauh dari pantai tersebut.

Mereka tiba di villa saat hari sudah gelap, dan memutuskan untuk langsung beristirahat. Keesokan harinya, mereka bertiga bergegas menuju pantai Plasik, tapi sebelum itu Pa Jowo seorang penjga villa yang mendengar perbincangan mereka lalu memperingatkan agar mereka tak pergi ke pantai itu.

 "Sebaiknya kalian jangan mengunjungi pantai tersebut, di daerah ini masih banyak tempt yang lebih bagus untuk kalian kunjungi daripada pantai itu," tutur pak Jowo.

"Memangnya kenapa pak?," tanya Ares.

"Pantai itu sangat berbahaya, apalagi jumlah kalian sekarang ganjil," jawab pak Jowo.

"Ah, bapak ini ngawur saja, tidak kok pak, itu hanya takhayul, " ucap Emma.

"Betul kata Kak Emma, yuk, ah, keburu panas ni," ujar Milly sambil menarik lengan Emma dan Ares.

"Kalian anak muda, sudah saya peringatkan."

Mereka sudah tiba di pantai, tidak ada yang aneh dari pantai ini semua nya tampak seperti pantai pada umumnya. Emma dan Milly langsung saja menceburkan diri untuk berenang di pantai, sementara Ares kembali ke mobil untuk mengambil tas milik Milly yang tertinggal. 

Setelah beberapa saat, Ares kembali ke pantai dan melihat raut wajah Milly begitu ketakutan.

"Kamu kenapa Mill? Kemana Emma?," tanya Ares.

"Aaaa," Milly menjerit lalu memeluk tubuh Ares.

"Kenapa Milly kenapa? Apa yang sudah terjadi?," Ares kembali bertanya.

"A-a-aku melihat kak Emma terseret kedalam laut oleh sosok ba-ba-bayang hitam, hiks, " tutur Milly terbata-bata.

"Apa? Itu tidak mungkin terjadi, " ucap Ares frustasi.

 Ares langsung meminta bantuan kepada warga di sekitar villa dan menelpon tim sar. Setelah dilakukan pencarian namun tak ada sedikitpun tanda-tanda keberadaan Emma.


Kuningan, 10 April 2020.

Senin, 06 April 2020

Tantangan Singkat | Cerita Malam Oleh Ali Nrd

Cerita Malam
Oleh : Ali Nrd


Pada bulan kulayangkan sejuta mimpi
Berharap terhubung pada cahaya imaji
Menggelar awan sebagai pelengkapnya
Kemudian bintang sebagai penghiasnya


Terang berpijar menyentuh alam
Memasuki tiap sudut cerita malam
Desis angin bersentuhan
Menyapa dedaunan menari pelan

Kumenatap indahnya rembulan
Masih berdiam diri dari kejauhan
Menikmati galaksi yang mulai ramai
Kududuk di taman berdendang santai

Indah berseri kemudian tangis menepi
Berdecak kagum menyaksikan ciptaan Tuhan
Seringai syahdu kala memejamkan sepi
Aku terdiam di tengah bintang yang berhamburan


Bait Aksara1311, 03 Maret 2020

Tantangan Singkat | Di Balik Tirai Jendela Oleh Puri Meita Irvian

Di Balik Tirai Jendela
Oleh : Puri Meita Irvian

Terik sang surya sinari penuh ironi
Menyelinap hangati jiwa yang seolah mati
Sepasang mataku hanya mampu pandangi
Tanpa sedikitpun lagi mampu bersinggungan dengan udara bebas

Untuk negeri dan milyaran insan dunia
Pedih perih terbalut sendu dan ragu
Rasa cemas membungkus rapi ketakutan dan kegelisahan
Hanya mengisolasi jadi panutan penuh aksi

Makhluk kecil ciptaan Tuhan
Menjelma menjadi penguasa besar seluruh alam raya
Seolah menggenggam nyawa setiap manusia
Menyebar,menebar dan melebar semaikan wabah 

Virus itu kian ramai menyerang
Penuh suka cita lemahkan imunitas yang sungguh terbatas
Meruntuhkan gagahnya fondasi ekonomi bangsa
Meniadakan interaksi dan proses belajar 

Masih di balik tirai jendela
Ku meminta dan seraya panjatkan doa
Untuk negeri dan umat di dunia
Semoga ini cepat berlalu
Demi kehidupan yang lekas membaik

Bogor, 03 April 2020

@purimeiirvian
@paradigma_imaji

Tantangan Singkat | Orang-orang Pinggiran Oleh Sriyatun

•••
Tantangan Singkat 
Tema : Bebas 
•••


ORANG-ORANG PINGGIRAN 
Oleh : Sriyatun 

Sejengkal di atas ubun-ubun, mentari menari-nari 
Panas mendidih, 
merayu otak 'tuk menahan pedih 
Peluh jatuh berpuluh-puluh 
Menyalami tanah, lalu menguap memeluk awan 

Konser kemiskinan telah lama di mulai,
kecrekan, ukulele, gitar tua, botol bekas 
Saling bersahutan sepanjang trotoar 
Tangan-tangan menengadah 
Menunggu si kaya bersedekah 

Kami orang-orang pinggiran 
Yang tetap gagah berjalan walau kelaparan
Kami orang-orang pinggiran 
Menjerit merindukan kemakmuran 

Orang pinggiran adalah rakyat terbuang
Terbuang jauh di kolong jembatan 
Jika esok masih ada harapan 
Kembalikan hak kami dalam pelukan 


Gili, 2020

Resensi Cerpen Oleh Adelia Rahmi

Identitas Cerpen:
Judul : Omnivora dan Pil Hitam
Penulis : Era Ari Astanto
Sumber : basabasi.co
Waktu Terbit : 13 Maret 2020

Ringkasan Singkat Cerita
Omnivora merupakan sebutan bagi makhluk pemakan segalanya. Dan manusia termasuk dalam kategori omnivora. Pemakan segalanya. Manusia punya akal untuk mengolah apa saja menjadi layak dimakan. Terkesan betapa serakahnya manusia itu.
Dengan pil hitam yang diberikan oleh seorang kakek, seseorang dapat membaca pikiran orang lain. Ia bisa membaca pikiran orang-orang di sekitarnya dan hal-hal dibalik postingan-postingan di dunia maya.  Seseorang menulis sesuatu yang menunjukkan nasihat ketaatan, namun sebenarnya yang terlihat adalah dia sedang berbohong sebab dirinya hanya ingin semakin dipuji banyak orang. Seseorang menulis tentang kebaikan, namun sebenarnya sedang memikirkan kejahatan. Hampir semua berkamuflase belaka.
Seketika orang itu teringat dan menjadi khawatir dengan ucapan kakek itu. Sebab sesuatu yang seharusnya tak diketahuinya dari orang lain, kini diketahuinya. Mengetahui rahasia orang lain.
Hal-hal yang bukan urusannya, terus muncul dalam pikirannya. Bahkan beberapa menit setelah ia mematikan ponsel, segala hal itu justru membuatnya semakin pusing. Perutnya terasa mual tak tertahankan. Lantas memuntahkan isi perutnya di lantai yang merupakan benda-benda di luar nalar: pasir, semen, batu, kayu, tanah, aspal, minyak, batubara, ikan, daging sapi, gas cair, pupuk, obat-obatan, jarum suntik, dan entah apa lagi. Benda-benda yang tak seharusnya dimakan oleh manusia itu dimuntahkannya, termasuk pil hitam yang masih utuh.
Sekarang, sepertinya ia menyesal bisa membaca pikiran orang lain. Dan tak mau makan apa pun kecuali seperti binatang yang makan makanan yang telah ditakdirkan sesuai ketentuan semesta.

 C. Keunikan Cerpen
Alur ceritanya sangat sesuai dengan kehidupan manusia sekarang ini. Sehingga sangat cocok dibaca untuk segala kalangan.
Sederhana, namun berkesan dengan tetap menyuguhkan unsur lawak di dalamnya.
Penulis mengangkat cerita dengan karakter yang realistis. Tidak dibuat-buat.
Banyak pesan yang bisa ditemui dalam cerita tersebut. Terutama bahwa kita sebagai manusia seharusnya menerima takdir telah ditetapkan oleh semesta. Tidak perlu segalanya dimakan (dimiliki).
Penyampaian pesan yang sangat baik dan halus di setiap adegannya, membuat pembaca merasa tersindir secara halus. 

Resensi Cerpen Oleh Sofie Fortuna

Identifikasi Cerpen:
      Judul : Sepi
      Penulis : Yenni Djafar
      Penerbit : Jawa Pos
      Sumber : Lakonhidup.com
      Waktu Terbit : 1 Maret 2020

B . Ringkasan Cerita:
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang wanita karier yang tinggal di  Perancis bernama Anik. Dikisahkan, ia merupakan seorang wanita yang bercerai dengan suaminya. Pernikahannya dengan pemuda asal Perancis itu gagal, Anik sempat memutuskan pulang ke Indonesia sebelum pada akhirnya kembali bekerja di beberapa negara asing. Wanita itu super sibuk, akhir pekan juga berharga sangat mahal. Kegagalan pernikahannya membuat wanita itu takut jatuh cinta lagi. Ia juga jadi sedikit angkuh soal hubungan asmara.
Beberapa teman dekatnya sudah membujuknya agar Anik mau kembali berhubungan dengan seorang pria. Rumy dan Yunita sudah sama-sama membicarakan hal yang sama kepada Anik. Tetapi Anik tetap kukuh pada pendiriannya.
Suatu hari, Anik merasa bosan dan ingin kembali bernyanyi, karena saat di Indonesia ia sempat menjadi penyanyi dan membuat rekaman. Rumy menyarankan agar Anik bernyanyi di salah satu website yang ada di Google. Anik pun setuju. Ia mulai bernyanyi dan duet dengan seorang pria berkebangsaan Singapura bernama Tianzu. Mereka mulai sering duet. Perubahan sikap Anik yang lebih manis membuat Rumy curiga. Tetapi Anik menyangkalnya. Semakin lama, hubungan Anik dan Tianzu semakin dekat. Mereka mulai sering bertukar foto dan menceritakan hal-hal mengenai hobi dan kesenangan mereka. Yunita mengatakan bahwa Anik telah jatuh cinta lagi, kali ini wanita tersebut tidak lagi menyangkalnya. Ia memang tengah jatuh cinta lagi, yang beruntungnya; ia tidak jatuh cinta sendirian.
Ketika hubungan mereka semakin dekat, Anik yang kebetulan akan mengunjungi Singapura karena ada pekerjaan akhirnya mengajak Tianzu untuk bertemu. Tianzu memutuskan tempat dan waktu. Di hari keberangkatan, detik-detik terakhir sebelum penerbangan, Tianzu mengatakan bahwa ia tidak bisa datang. Tianzu sedang berada di Cina dan lokasinya sekarang tengah dilockdown, karena virus corona tengah merajalela negeri tersebut. Hari-hari Anik di Singapura terasa lebih menyedihkan. Akhirnya, wanita tersebut kembali kesepian.

C. Keunikan Cerpen:
1. Cerpen ini mengangkat tokoh dengan karakter yang tidak biasa
2. Penulis mengangkat tema yang tengah marak di situasi sekarang
3. Alurnya sederhana
4. Mudah dipahami

Resensi Cerpen Oleh Ahlul Aqdi

Identitas Cerpen:
Judul : Cerita Pohon Pukul Lima
Penulis : An. Ismanto
Penerbit : Jawa Pos
Sumber : lakonhidup.com/
Waktu Terbit : 15 Maret 2020

Ringkasan Singkat Cerita:
Pohon pukul lima, satu-satunya pohon yang belum berhasil ditebang oleh para algojo. Berbagai cara sudah dilakukan untuk menebang pohon tersebut. Dari peralatan tradisional hingga alat-alat canggih sudah digunakan, bahkan dukun pun sudah didatangkan. Tiap kali pohon itu hendak ditebang, pohon tua itu mengeraskan seluruh pembuluh dan kambiumnya. Dalam lima menit hanya kulitnya saja yang terkelupas dan mata gergaji malah dibuat tumpul olehnya.
Pohon tersebut tidak mau ditebang karena ia lebih duluan lahir dan sudah sangat lama hidup di hutan ini. Ia sudah ada sebelum manusia pertama kali berburu di hutan ini dan ia juga menyaksikan bagaimana manusia pertama kali  membuka  ladang di hutan ini. Ia telah banyak membantu manusia melalui kanopi-kanopinya yang bisa dijadikan tempat berteduh, memberikan ranting dan dahannya untuk dijadikan kayu bakar, dan masih banyak lainnya. Bahkan ketika musim penghujan, ialah yang menghisap air dan menahannya agar daerah di bawahnya tidak banjir. Sangat banyak pengalaman yang ia rasakan di hutan ini.
Di puncak umurnya sekarang, butuh tujuh orang untuk membentuk lingkaran utuh mengelilingi batangnya. Setiap kali lingkaran kambiumnya bertambah, pengetahuan dan kebijaksanaannnya juga bertambah. Ia telah banyak melihat kebodohan manusia. Kebodohan paling menyedihkan baginya adalah laki-laki buncit yang mengaku pemilik lahan tempat ia tumbuh. Laki-laki tersebut berencana untuk membangun taman ajaib di tempat ia tumbuh. Pohon pukul lima yang tua itu menganggap gagasan lelaki tersebut adalah gagasan bodoh yang akan melahirkan tindakan bodoh.
Karena kesusahan menembang pohon tua itu. Pemilik lahan  bertanya kepada pohon itu, “Apa yang kamu inginkan?” Lalu pohon tersebut membisikkan, “Aku ingin kau menyaksikan saat mesin itu menggergaji batangku.” Pemilik pohon menganggung-angguk. Ia memerintahkan algojo untuk kembali bekerja.
Pohon tua itu melihat pemilik lahan berdiri di bawah kanopinya, sebelum ia tumbang, ia telah menyiapkan bagian batangnya yang paling keras untuk diarahkan tepat di kepala pemilik lahan yang buncit itu.
Keunikan Cerpen
Di tengah banyaknya problematika kehidupan yang melanda dunia saat ini. Tema yang diangkat penulis sangat selaras dengan keadaan saat ini. Sehingga cerpen Cerita Pohon Pukul Lima ini sangat cocok dibaca oleh berbagai kalangan, apa lagi generasi muda.
Penulis menyampaikan cerita tidak dengan bertele-tele dan bahasa yang digunakan sederhana, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Penulis mengambil sudut pandang penceritaan yang berbeda dengan cerpen-cerpen biasanya. Melalui sebuah pohon pukul lima yang sudah tua penulis menyalurkan kegundahan dan keluh kesahnya.
Alur cerita yang sederhana tetapi menarik dan ditutup dengan resolusi yang lucu dan tidak disangka-sangka. Menjadikan cerpen ini sangat istimewa dan pembaca tidak akan merasa rugi setelah membacanya.
Membaca cerpen tersebut akan memperlihatkan kepada kita sebuah persepsi yang jarang kita sadari. Persepsi yang akan menjelaskan kepada kita untuk tidak berlaku egois dalam hidup di dunia ini.
Cerpen tersebut tidak terlalu panjang dan mampu menyampaikan dengan baik maksud dan tujuan penulis.
Sangat banyak nilai yang bisa diambil dari membaca cerpen tersebut, dari nilai filsafat, nilai moral, nilai budaya, hingga nilai sosial.

Puisi | Mengikhlaskan Oleh Kelompok 5

Tema : Ikhlas
Judul : Mengikhlaskan
Kelompok 5

Hujan kemarin sedikit berbeda
Kita masih bersama
Duduk berdua memandangi jendela
Saling menjanji di hati, kita akan selalu menjaga

Sayangnya takdir seolah enggan bersahabat
Dengan mudahnya janji yang terpatri ia kerat
Mencipta patah yang tidak terlihat
Menyisakan aku yang tengah berusaha kuat

Banyak sudut-sudut kota
Begitu hebat menyimpan cerita
Bekas kita bersama
Bising dengan canda kita

Kini kamu hanya bayangan semu
Yang tinggal dalam sanubariku
Membasuh luka memang sulit
Namun mengikhlaskan tidaklah pahit

Mengikhlaskan berarti tidak mengharapkan lagi
Walau sepi selalu setia menemani
Rindu kian mengisi relung hati
Aku merelakan kamu jauh melangkah pergi

Kini yang tersisa hanya angin
Yang berdesir seiring jatuhnya rintik air
Aku bersedekap berhenti menanti
Berusaha melangkah pasti meski sukma terlukai

Ruang diskusi, 31 Maret 2020

Yang mengerjakan:
1. Ayu Setiawati
2. Rosa Linda
3. Arni Hanan K I
4. Fauzan Cahyoko
5. St. Nur Inayah. Mt

Yang tidak mengerjakan:
1. Alfina (izin)

Puisi | Luka Asa Oleh Kelompok 1

Luka Asa  
Kelompok 1

Kepergianmu hadirkan nestapa
Namun kutahu mengharapmu lagi 'kan mengorek luka
Kuingin kau sesali segalanya
Namun kutahu mengikhlaskanmu adalah yang terbaik

Biar aku beri tahu
Betapa aku mencintaimu
Tetapi, kasih ... mengapa aku harus mengikhlaskanmu?
Apakah tidak ada pilihan lain selain itu?

Tak rela rasanya
Kau bawa separuh hati ini
Tapi apa daya
Kuharus melepasmu pergi

Aku tidak pernah lelah memintamu dari Tuhanku
Kau boleh melangkah sejauh apapun
Tetapi hatikulah satu-satunya tujuan untuk pulang
Hanya aku yang selalu ada di setiap keadaan

Sendu tanpa dirimu
Hati sepi tak kau hiasi
Kenapa kau pergi?
Mengkhianati cinta ini

Aku belajar ikhlas mengenai banyak hal di sini
Bukan tentang aku dan kamu yang tak akan menjadi kita
Semua yang dipaksakan tidak akan berakhir baik
Cinta dan karsa yang kau miliki menyalahi garis hidup

Biar aku yang terluka
Menahan siksa jiwa
Menangis dalam senyumku
Berdoa dalam rindu

Namun tak apa, Biar kupendam siksa ini sendiri
Aku ikhlas bila rasa tak sesuai asaku selama ini
Selamat tinggal cinta
Kusalamkan rinduku pada senyum dalam luka

Ruang Imaji, 31 Maret 2020


Yang mengerjakan :
1. Adelia Rahmi
2. Tiara Agil Salsabilah
3. Adhistiya Nugraha
4. Mufti Lutfiani Fitri
5. Deffi Pradina
6. @⁨Mardinningrum 🧕🏻⁩

Puisi | Mengikhlaskan Harapan Oleh Kelompok 2

Mengikhlaskan Harapan
Oleh Kelompok 2

Pertemuan yang berbalut luka
Ingin rasanya atma ini berteriak
Meratapi masa depan akan asa
Berselimut bayang-bayang hitam

Pada helai sayap kupu-kupu
Didiang waktu dan berakhir menjadi abu
Luka yang bertunas ganas 
Beralas rasa ikhlasku yang kian ranggas 

Aku tersayat sembilu
Hanyut dalam hilir pilu
Ingin aku bermuara dalam harap yang terang
Mengikhlaskan ilusi naif yang sempat terbuang

Aku ingin duduk di antara kamu dan senja
Meski gusar akan kata 
Dirimu yang telah tiada
Tepiskan kita di atas duka

Berdua kembali sebentar saja
Hanya menikmati waktu yang tersisa
Jika ada untuk kita
Berdua sejenak menyamarkan luka

Di ujung luka 
Aku hanya perlu mengiklaskanmu sekali lagi saja
Akulah yang meranggas di antara semak-semak luka
Tersesat dalam bayang-bayang dosa

*Nusantara, 31 Maret 2020*


Nama kelompok :

Yang mengerjakan
1. Ahlul Aqdi @⁨Aqdi⁩ 
2. Mylisa Dwi Yuliani @⁨Mylisady PI⁩ 
3. Siti Solehah @⁨Siti Solehah⁩ 
4. Della Navira @⁨Della Navira Puspitasari⁩ 
5. Latipia Damayanti @⁨Latipia⁩

Yang tidak mengerjakan
6. Destiriyani @⁨destiriyani_🍅⁩