Selasa, 17 Agustus 2021

[Antologi Puisi] Pulang




Rumah Berpulang

Oleh: Zuraida & Wahdania 


Gerimis membasahi setiap sudut halaman 

Ranting pohon kecoklatan bergoyang mengikuti irama angin 

Sejuk badan, hampa tatapan 

Meringkuh di balik selimut kumuh


Tatapan leu bertambah syahdu 

Memori kembali pada pertemuan di balik hujan 

Ku tilik dan mencoba memahami 

Apa yang telah terjadi 


Kau adalah rumah Kepulanganku 

kali ini tidak tertuju pada rindu 

Kepulangan ku kali ini hanya tertuju pada satu titik persinggahan rumah


Senyummu, sedihmu, gundah gulanamu itu adalah rumahku 

Aku suka semua yang ada pada rumahmu Kepulangan ku kali ini berbeda

Kepulangan ku kali ini hanya tertuju pada tatapan mu




Virtual, 10 Agustus 2021



Pulang

Oleh: Nurhalisa & Fahrul Zen



Lampu jalanan menyaksikan langkahku

Pohon trotoar menyaksikan arahku 

Aspal jalanan menyaksikan sedihku

Aku ke mana-mana


Sudah terlalu jauh aku pergi

Berkelana menjumpa banyak wajah

Berkenalan dengan banyak karakter

Namun, tak kutemui yang sepertimu


Sungguh, ada yang sempurna 

Namun, tak sama sepertimu

Sungguh, yang jauh lebih indah

Namun, tak sama sepertimu


Aku salah, 

Kupikir dengan pergi dapat lebih mudah melupakanmu

Nyatanya jauh darimu membuatku selalu ingin kembali


Andai bisa ku putar waktu

Aku ingin kembali menetap

Menjadikan mu rumah


Ruang chat, 10 Agustus 2021



Memori Usangku Tentang Rumah

Oleh: 

 1. Romi Novendra

 2. Eka

 3. Cia Li

 4. Abdul Rozaq

5. Ivo Oxxantara R.P 



Sudah lelah kaki melangkah

Banyak tempat telahku jadikan persinggahan

Enigma mulai menenggelamkanku dalam

Hingga sering diriku terlupa, lupa akan arti sebuah rumah


Bangunan itu memang tampak tua dalam ingatan

Bahkan gentengnya pun banyak tak utuh lagi

Tetapi, hangat kecerian itu tak pernah luntur dalam ingatan

Wangi kopi yang sering berterbangan di pagi hari


Bias yang sering malu-malu mengintip di jendela kamarku

Membuatku di paksa kembali ke dalam kenangan manis di rumah

Rumah yang sederhana, penuh kehangatan

Menyimpan berjuta nostalgia yang berwarna


Saat ku paksa kepala tua ini mengingat dia

Aku langsung terhempas kedalam kenyataan yang pahit

Dia yang begitu berharga kini telah pergi

Jiwanya damai bersandar di ujung langit, dan kekal abadi


Yang tersisa hanya beberapa memori usang

Kolase yang menyimpan sosok rumahku yang sebenarnya

Dia ibu dan juga negaraku tercinta 

Mungkin memang tubuh ini sudah tua di makan waktu



Labirin, 10 Agustus 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar