Rabu, 11 Agustus 2021

[Antologi Puisi] Elegi Cinta, Semburat Arunika, Rinai Embun



Elegi Cinta

Oleh Kelompok D


Sarayu berbisik syahdu

Melodi usang mengalun merdu

Memutar kenang masa lalu

Pada rintih bait-bait pilu


Ini tentang waktu

Yang menuntut berlalu

Ini bukan tentang jarak

Yang bisa dilabrak


Rindu yang belum tuntas

Membuat hatiku mengeras

Meski hatimu terlihat selembut kapas

Justru membuatku jatuh terhempas


Sungguh, Seakan jamanika kembali terbuka

Lorong hitam kembali terlihat aksa

Hendak kubantah tapi itu adanya

Walau terkadang pedih menyapa 


Menggores kenangan kelam

Membuat impianku padam

Senyummu yang masam

Membuatku semakin dendam


Ah, sudahlah kita tutup saja

Elegi itu tenggelamkan dalam pusara

Saatnya menutup jendela luka

Di balik tabir ruang dada menuntaskannya


Ruang maya, 3 Agustus 2021


Oleh:

@⁨zizahazzahra_⁩ 

@⁨Alfina Yulianti⁩ 

@⁨Abdil Arif⁩ 




Semburat Arunika

Oleh Kelompok A


Arunika mengintip malu-malu

Menyentuh lembut daksa 

Melewatkan haru pilu

Membawa serta bingkisan harsa


Titik-titik air mulai mengudara

Menawarkan secangkir penuh aroma karsa

Kuangguk, hirup lalu teguk

Hangatnya menjalari sekujur tubuh


Aku ingin menjadi hangatmu

Yang menemani mendungku

Dalam setiap harsa yang terpatri akan senyummu

Bisakah kau menjadikan diriku arunika dalam hidupmu?


Anila berhembus syahdu

Melirik liar tiap kata

Merayu pintu

Memetik tangkai bunga


Di balik beningnya kaca jendela

'Ku masih meramu doa 

Entah ujungnya bagaimana

Tetap kulangitkan tentang kita


Entahlah!

Syairku atau wajahmu yang melintasi jendela

Sebab cinta selalu punya cara

Mempertemukan kita yang berbeda


Ruang Kaca, 03 Agustus 2021

Oleh: 

- Siti Hajar

- Rizka munira

- M. Hilmi Hidayat

- Nadia Attari

- Yogi Syahputra


Rinai Embun

Oleh Kelompok C


Aku merasakan sejuknya rinai embun yang menerpa pagi

Ayam dan burung menyuarakan keindahannya

Mentari mulai menampakkan wajahnya

Dari balik jendela kamar yang usang itu aku menghamparkan pandangan


Terlihat sebuah semburat cahaya

Terang, hampir menyilaukan pandanganku

Kututup kembali tirai jendela kamar

"Ah sial!, rupanya kamu yang menjelma dari masa lalu"


Aku Bergegas mengambil pena andalanku

Menulis banyak keresahan

Tentangmu yang dahulu datang untuk pulang

Dan pergimu untuk menyisakan sakit berkepanjangan


Aku masih tetap menulis

Menuai cerita lama yang masih kuat dalam ingatan

Langkahku masih saja salah, ingin melupakan namun semakin kuat dalam ingatan

Hati yang rapuh, sandaranku butuh bahu jendela baru


Aku rindu kamu

Yang kini menjelma dinginnya embun

Menyirami dedaunan

Menyuburkan kenangan


Bagaimanakah aku menuankan rindu yang dulu sempat mendekat?

Langkahku yang lunglai sedangkan larimu begitu cepat

Kurangku tak terisi lagi dengan lebihmu 

Syukurku adalah kamu pernah memilih singgah meski tak betah


03 Agustus 2021

Oleh: 

  1. Rahmat
  2. Aziz
  3. Ananda 
  4. Muhamad Zaenudin
  5. Nur Syafiqah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar