Ditengah sapuan angin malam dan suara jangkrik yang saling bersahut-sahutan, seorang gadis bernama Laras Arinta Fauziah mecoba menikmati suasana malam hari ini. Ia menatap kosong langit yang hanya terhiasi bulan, entah kemana perginya bintang-bintang malam ini. Rasanya langit tidak cukup indah disetiap malam tanpa kehadiran bintang-bintang. Bulan nampaknya merasa kesepian. Dapat dipastikan bulan akan kembali merasakan malam ini adalah malam yang cukup berat dan panjang. Sebab ia tidak punya teman untuk mengusir kepergian. Nampaknya Laras pun merasakan hal yang sama seperti bulan. Ia merasa kesepian yang sama seperti bulan.
Empat tahun yang lalu, Laras mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah di SMA Budi Luhur. Laras berkenalan dengan anak gadis sebayanya bernama Bintang Raisyha. Biasa dipanggil Bintang. Laras dan Bintang masuk dalam regu yang sama. Dan bahkan, tanpa mereka sangka mereka pun juga masuk dalam kelas yang sama yaitu kelas 10 IPA 2. Hari-hari mereka lalui bersama dengan penuh cerita suka maupun duka. Sampai akhirnya mereka pun menjadi seorang sahabat. Yap, sahabat yang selalu berjanji untuk melewati apapun bersama.
Tiga tahun kemudia, tibalah sebuah moment yang sangat dinantikan. Yaitu, moment pengumuman hasil kelulusan. Laras dan Bintang bergegas melihat papan pengumuman. Meraka Nampak sangat bahagia sebab mereka berdua menyaksikan bahwa nama mereka ada dipapan pengumuman. Itu artinya mereka dinyatakan lulus. Raut wajah bahagia dengan senyum lebar pun merekah diwajah mereka. Akhirnya, mereka lulus setelah melewati tiga tahun yang panjang. Usaha kini membuahkan hasil.
“ Kita mau lanjut di kampus mana nih, Ras? ” Tanya bintang pada laras.
“ Lanjutnya gak usah ke kampus mana pun” Jawab Laras yang membuat dahi Bintang sedikit berkerut.
“ Gimana-Gimana maksudnya? ”
“ Lanjut kepelaminan aja gimana. Tapi, kamu duluan ya Bin. Besok aku cariin jodohnya” Perkataan Laras sontak membuat Laras yang sedang menyeruput Pop ice, tersedak.
“Uhuk-uhuk. Sekolah yang bener dulu baru mikir jodoh-jodohan.” Ujar Bintang.
Setelah gurauwan kecil itu pun mereka benar-benar bertukar pikiran tentang kelanjutan pendidikan mereka. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk masuk di Kampus yang sama namun berbeda Fakultas. Mereka memang memiliki banyak kesamaan bahkan dari segi makana, minuman, dan juga hobi yang mereka miliki juga sama. Namun ada hal-hal yang menyebabkan mereka tidak bisa untuk masuk ke Fakultas maupun jurusan yang sama. Meski begitu mereka sepakat untuk tetap menjadi sahabat yang selalu saling ada. Dan juga mereka berjanji untuk tinggal di Kost yang sama. Intinya mereka tetap mengingikan berada pada satu lingkungan yang sama. Mereka ingin tumbuh dewasa bersama.
Setelah hari itu kenyatan pahit dimulai. Laras tidak lagi mendengar kabar Laras selama berbulan-bulan. Bahkan, sampai akhirnya Laras resmi diterima dan menyandang status Mahasiswi di sebuah Universitas ternama. Laras sudah mencari kabar dan keberadaan Bintang kemana-mana namun tidak pernah membuahkan hasil. Laras sangat khawatir pada sahabatnya itu. Dia tidak pernah membayangkan akan kehilangan sahabatnya itu tiba-tiba. Dia sangat sedih sebab, ada janji yang tidak Bintang penuhi. “Bintang aku tak ingin merajut mimpi sendiri. Aku ingin kau pun disini” lirihnya.
Tidak terasa Laras sudah kehilangan kontak dengan bintang selama hampir satu tahun. Laras tetap terus mencari. Ternyata ada usahanya yang membuah hasil. Namun, kenyataan pahit harus ia telan setelah mengetahui kebenarannya. Bahwa selama ini Bintang mengidam penyakit Kanker Tulang yang berhasil menggerogoti tubuhnya. Bintang menyembunyikan ini semua sebab dia tidak mau Laras sedih. Dan baru beberapa hari yang lalu, Bintang baru saja menghembuskan nafas terakhirnya dan menghentikan perjuangannya. Kabar ini sontak membuat Laras banjir air mata.
Hari ini Laras berkunjung ketempat peristirahatan terakhir Bintang, sahabatnya. Dan ia berkata “Tuhan terimakasih telah menghadirkan seorang sahabat. Yang benar-benar memikirkanku bahkan disaat tubuhnya sudah tidak lagi berdaya. Bintang adalah sahabat yang sangat baik. Dia ada bahkan dalam suka dukaku. Dia yang mendengar setia ceritaku. Aku berharap kelak aku akan bertemu kembali dengan bintang. Seperti bulan yang kelak akan abadi bersama bintang-bintang”.
Samarinda, 5 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar