cakrawala hendak senja
saya mendayu, mendayung perahu
dari hilir, dibawa alir. menyusuri air
tuan, sungai tadi adalah kamu
dan layar ini berhasil menangkap bayu,
lalu perahu menyelisik ke pedalamanmu
merayapi tepian masa, mendayu kehilangan suara
sehampa ini merajut jaring–jaring bahagia
buta, rupanya bukan hanya saya yang ingin menebar jala
berbalik pulang seakan harus, berat nian melawan arus
netra berkeluh, menahan air tidak jatuh
saya nanar, dayung saya lempar
bulir tak ubahnya kian mengalir
sore hari hampir tenggelam
di muara sungaimu. bersama aku yang karam
Lampung, 27 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar