Kamis, 05 Maret 2020

Puisi | Rona Semesta


Sinar mentari mulai menampakkan cahayanya
Ritme kehidupan mulai berjalan
Kicauan burung saling bersahutan
Menemani indahnya alam

Udara pagi menyejukkan raga
Semburat mentari menemani perjalanan
Berbaris rapi pohon-pohon pinus
Seakan menyemangati untuk menjalani hari

Aku berjalan telanjang kaki
Di bawah rimbun pohon dan kesiur angin
Dinginnya pagi merayap dari jemari
Tak ku dapati kerikil apalagi daun berduri

Namun tak panjang masa itu
Secepat anala melalap habis kayu, secepat itu rona semesta berubah menjadi abu
Tak ayal tangan makhluk paling mulia menjadi sebab
Dengan tingkah yang kerap disebut biadab

Tak ku dapati lagi hijau beludru
Kesiur angin yang menyejukkan kini hilang
Semuanya telah berganti gersang
Nafsu menjadi bahan bakar utama

Lalu, ini salah siapa?
Ketika alam murka dan memuntahkan kekesalannya
Bumi dipenuhi air tergenang, asap menyesakkan paru-paru
Entah apa lagi yang akan dimuntahkan alam esok

Nusantara, 25 Februari 2020

Yang mengerjakan :
1. Asfina Salma
2. Defi Pradina
3. Ayu Setiawati
4. Della Navira

Tidak ada komentar:

Posting Komentar