Pagi buta langit sudah menangis
Mentari tertelan awan hitam
Kencangnya angin berhembus menembus ulu hati
Mengunci hati merundung pilu
Doa terpanjatkan tepat di 00.00
Mata tak mengatup, senyum terkembang
Banyak ilusi yang berharap nyata
Bertebaran bebatuan memenuhi kepala
Menunggu hari sejak setahun lalu
Namun semua menguap di langit-langit
Tak ada kata, terlebih kalimat “Happy Birthday!”
Apalagi bunga atau hadiah mahal
Tak pula sekedar menyerempet itu
Terbesit menyayat di relung hati
Teringat lontaran-lontaran dari bibir
Bantuan-bantun kecil untuk mereka yang ku panggil sahabat
Ternyata, tak lebih dari orang asing!
Ibu benar, tak penting tahu siapa
Tahu apa? Dimana? Kapan?
Umur akan terus berkurang
Hingga mati dan sendiri di kubur
Jadi, tersenyum itu lebih baik
Hari ini bukanlah akhir, tapi awal
Untuk menyiapkan ilusi-ilusi tak masuk akal itu
Kota Timah, 03 Februari 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar